Wednesday, July 18, 2007

Menjadi Penonton atau Pemain?

Perkenalannya dimulai sekitar 6 bulan yang lalu...
Niat awalnya mau service motor rutin nich... Kebetulan waktu itu hari minggu, dan kalau hari minggu biasanya AHASS didekat rumah selalu penuh. Agak aneh juga, padahal sebenarnya hasil kerja di AHASS yang itu nggak bagus-bagus kali... malah bisa dibilang dibawah rata-rata. Tapi memang disitu kekuatan 'Brand Awarness'.

Dari pada nunggu lama, akhirnya cari alternatif bengkel lain disekitaran situ. Ech, ketemu bengkel kecil yang dinding dan lantainya berwarna hitam gara-gara terkena oli. Aneh juga bengkel ini, motor yang berbaris disitu kok rame kali. Padahal tempatnya nggak terlalu representatif. Karena penasaran, dan percaya iklan 'Rasa nggak pernah bohong'. Akhirnya diputuskan ikut masuk antrian dan duduk manis disitu sambil memperhatikan kegiatan di bengkel itu.

Nggak ada plang nama. Dari pembicaraan antara mereka (pelayan dan pelanggan) ketahuan, pemiliknya yang warna hitam (juga... :-))) dan ngobrol terus, semua orang disapanya. Saya kena giliran juga kena sapa... "seking solo tho mas???". Rupanya plat nomor 'AD' saya dibacanya sebagai identitas asal Solo... (Padahal tuch motor dari Boyolali).

Pas giliran motor saya, ngobrol sana-sini, ternyata beliau berasal dari Madiun. Dia dulunya karyawan juga (kaya daku sekarang :-(( ). Tapi sudah 2 bulan coba buka bengkel ini dengan dibantu 2 karyawannya (yang ternyata seking madiun juga). Semenjak itu, bengkel ini menjadi favorit kunjungan rutin motor saya. Selain pelayanannya ramah, biaya murah, hasilnya juga muanntaapppp.

Itu dulu, 6 bulan yang lalu. Sekarang, 2 minggu yang lalu.
Hari minggu juga, saya bersama keluarga jalan-jalan sambil nyari sarapan ke warung tegal beberapa km dari rumah. Disamping warung itu ada ruko yang kelihatan kosong tanpa kegiatan. Ech, mendadak bapak itu keluar dari sana.... Lho, ngapain dia disitu??? "Buka disini mas!, yang disana udah kepenuhan!".
Weleh..... Rupanya tuch bapak buka cabang lagi??? hebattt.... Ucapan dia memang apa adanya. Setiap lewat dibengkel dia yang lama, memang saya lihat antrian disitu nggak pernah sedikit, padahal dia udah nambah karyawan lagi buat melayani pelanggannya.

Saya jadi teringat kisah di buku Masbukhin Pradana (Karyawan beromzet Milyaran), dimana ada seseorang (nyata) yang menjadi penonton tetangganya yang memulai usaha kecil dan terus meningkat dan bercabang kemana-mana, sementara dia (sang penonton) hanya menyaksikan...
Ech, sekarang saya merasa kok berada di posisi itu ya???? :-D

Nilai lebih yang dapat saya pelajari dari bapak itu:

  • Kontrol Mutu. Saya lihat, walaupun dia sendiri turun tangan melayani pelanggan, tapi matanya terus awas memperhatikan kerja 'anak buah'nya bekerja.

  • Networking. Beliau itu hobby banget ngobrol ke setiap pelanggannya. Nanya sana-sini, sampai berusaha minta kita ngajak tetangga dan kenalan buat kesitu juga.

  • Customer Satisfaction. Bener-bener... Saya tidak tahu, beliau itu pendidikannya sejauh apa. Tapi dia kelihatan sekali sangat memperhatikan kepuasan semua customernya.... Semua... Hingga sang karyawan (internal customernya) juga terlihat puas,selalu tersenyum dan akhirnya dapat melayani eksternal customer dengan baik dan ramah juga

  • Personal Appeal Tactics. Beliau selalu menunjukkan kejowoannya pada para pelanggan dari wetan. Dan juga berbahasa sunda bagi pelanggan lokal. Terlihat juga dia suka mengobrol tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelanggannya


Cukup ulasannya....

No comments: