Wednesday, June 20, 2007

Mengumpulkan fakta dan menentukan kesimpulan

Seorang bekas perawat yang kemudian menjadi penulis fiksi non ilmiah terkenal Agatha Christie punya beberapa tokoh yang semuanya saya senangi.
  1. Hercule Poirot yang pendek kecil dengan bentuk kumisnya yang artistik, sedikit narsis dan membanggakan cara kerja sel-sel kecil kelabu miliknya
  2. Inspektur Battle dari Scotland yard berperawakan besar dan disegani, sangat teliti dan tegas
  3. Miss Marple, seorang ibu tua yang tidak punya kegiatan sehingga banyak mendengar dan berbicara dengan semua orang.

Saat ini saya terpikir akan tokoh Miss Marple. Dia memiliki sifat yang biasa dimiliki oleh orang-orang senasib (setua) dirinya.... Banyak mendengar dan bersosial dengan sebanyak orang pula. Mungkin kelebihan dia hanyalah bagaimana merangkai sedemikian banyak fakta menjadi beberapa konklusi untuk dibuktikan satu persatu hingga tersisa satu kesimpulan akhir yang benar.

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita memang dihadapkan untuk terus memilih, menentukan dan menjalankan berbagai keputusan dalam segala hal... Dari hal remeh temeh hingga hal-hal yang berkaitan dengan jalan hidup.

Mutu dari pengambilan keputusan itu sangat tergantung kepada berapa banyak dan nilai fakta-fakta yang dimiliki dan kemampuan menyortir, analisa dan menentukan kesimpulannya. Garbage in garbage out. Berhati-hati dalam mengumpulkan fakta dan cerdas dalam menentukan konklusi.

Perhatikan kasus ini:

  • Pada sebuah pulau terdapat 2 macam suku
  • Suku pertama bernama suku 'nano'
  • Suku berikutnya bernama suku 'tato'
  • Suku nano sangat jujur dan tidak pernah berbohong
  • Suku tato sangat gemar berbohong dan jarang berkata benar.

Alkisah, kita terdampar dipulau tersebut dan bertemu 1 orang penghuninya. Kemudian bertanya, kamu berasal dari suku apa??? "Saya suku nano"....

Silahkan diputuskan, sebenarnya dia suku apa??? :-D

(contoh disadur sembarangan dari buku 'Logika Dasar' semester 1-2 waktu kuliahan dulu)

Friday, June 8, 2007

Salah judul, salah warna hingga salah persepsi

Seperti busana, biasanya kita 'dipaksa' harus menyesuaikan 'wajah' kita di masyarakat atau komunitas disekitar kita.
Tidak... ini tidak dalam konteks negatif tentang manusia bermuka dua yang menunjukkan sifat/sikap yang berbeda demi kepentingan pribadinya. Ini lebih kepada bagaimana kita menyesuaikan perilaku, kata, sikap dan sejenisnya kepada lingkungan sekitar dengan maksud yang lebih positif.

Pada beberapa pengalaman pendakian gunung bersama. Ada seorang teman yang selalu bersemangat dan tersenyum disetiap pendakian, walaupun kadang dia sering kelebihan beban karena harus membantu mengangkat ransel atau barang bawaan teman tim yang lain.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, saya baru tahu ternyata beliau itu sebenarnya punya penyakit pernapasan dan tidak memiliki fisik sekuat yang dia tunjukkan selama ini.

Diwaktu berdua, pernah dia bercerita bahwa dia khawatir jika menunjukkan rasa kelelahan atau berceloteh tentang beratnya medan, akan menurunkan semangat teman-teman tim yang lain. Itu sebabnya dia terus menunjukkan semangat positif kepada tim lainnya, walaupun untuk itu dia harus menanggung beban lebih berat, karena anggota yang belum/tidak paham keadaannya malah menambah beban berat karena menganggap teman saya itu yang masih kuat dan sehat :-D

Atau seperti Peter Parker yang dituntut terlalu banyak (menurut porsi diposisinya), dengan alasan bahwa datang tepat waktu pada konser Mary Jane merupakan hal mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Jika kita kurang peka dan paham, mungkin ada perilaku/perbuatan kita yang sebenarnya tidak sesuai atau berlebihan terhadap rekan kita. Pada saat kita berbicara, menuduh atau menuntut dengan prasangka bahwa dia adalah yang paling enak, nyaman atau paling menikmati dan mampu diantara rekan-rekan lain.

Not all human like Spiderman... Tapi kadang wajah lelah, kata marah, argumen tidak bersalah ingin ditampilkan pada saat bagian dari lingkungan tidak menyadari terhadap apa yang mereka harapkan!
Beberapa tuntutan 'ringan' bisa jadi merupakan hal yang besar disaat nafas dan semangat yang semakin tersengal.

Memang sudah selayaknya untuk tetap bijak dan menunjukkan busana yang dapat diterima sebanyak mungkin pihak.
Ingat! Spiderman saja hingga saat ini bisa mencapai sekuel ketiga... :-D

Ayo... semangat!

Negosiasi produk-produk di AcehCraft.com

Sesuai dengan tujuan awal membuat AcehCraft.com adalah sebagai penghubung antara pengrajin di Aceh dengan calon pembeli yang berminat. Maka, saya bersama istri mulai menjajaki para pengrajin yang memiliki 'wawasan' dan pemahaman yang sejalan dengan rencana kami.

Ternyata, tidak mudah juga untuk meyakinkan pengrajin-pengrajin tersebut untuk bersedia bekerjasama dalam rencana ini di AcehCraft.com. Secara global perlu ada beberapa kesepahaman terhadap bentuk kerjasama ini.
  1. Kerjasama antara AcehCraft.com dan para pengrajin adalah simbiosis mutualisme. Tidak ada yang boleh dirugikan dari kerjasama ini.
  2. Tanggungjawab AcehCraft.com adalah memajang, memasarkan, mengirim dan segala hal yang berkaitan dengan proses penjualan produk yang ada semaksimal mungkin.
  3. Tanggungjawab pengrajin adalah menyediakan produk, informasi produk, jaminan mutu dan ketersediaan, konsistensi harga :-D dan segala hal yang berkaitan dengan proses produksi produk semaksimal mungkin.
Saya lebih fokus terhadap point pertama. Wew... Ternyata tidak semua pengrajin dapat memahami hal ini dengan mudah :-D

Beberapa pengalaman menarik terjadi pada saat hunting mencari pengrajin yang 'sesuai' dengan ide AcehCraft.com.
  • Ada yang menginterogasi dengan penuh curiga tentang maksud, tujuan dan jaminan dan sebagainya
  • Ada yang dari awal langsung minta data alamat dan telepon dan berjanji akan berkunjung ke AcehCraft.com... He he heeee... keliatannya beliau belum paham, bahwa www.acehcraft.com tidak ada secara fisik... Paling bisa ke rumah saya saja...
  • Ada juga yang tidak ngijinin dengan alasan takut ditiru... Hey... this is 21st century!!!. Kalau cuman niru ngapain repot harus pura-pura??? Tinggal beli atau foto pakai hidden camera.
  • Ada yang bersedia, tapi ngasih data catalognya lamaaaaaa banget. Sampai malu bolak-balik kaya debt collector aja.
Tapi dibalik itu semua, ternyata ini sangat menyenangkan. Pengalaman baru, kenalan baru, mengenal lebih dalam terhadap proses produksi, dan hal-hal lain yang memperkaya wawasan dan pengalaman saya. Apalagi jika membayangkan saya nantinya dapat membantu mereka meningkatkan pemasaran produk mereka hingga kemanca negara.

Semoga.... Insya Allah

Saturday, June 2, 2007

Peninggalan yang berharga

Beberapa hari yang lalu, saya melihat tayangan kesenian di tv lokal Banda Aceh. Dan, tanpa disangka ternyata mereka menampilkan 'Sanggar Nurul Alam', dan menyebutkan nama Ibu saya sebagai pembinanya. Sekedar informasi, ibu saya sudah meninggal dunia 2 tahun lalu. :-D Ternyata tuch televisi memutar rekaman lama yang dibuat sewaktu dulu ibu nasih ada.
Sanggar ini masih ada dan sekarang dikelola oleh anggotanya dan tetap eksis hingga ke beberapa negara tetangga.

Di Bandung ada sebuah Rumah Sakit yang didirikan oleh pendirinya dengan semangat sederhana yang sangat mulia, dia berharap jika suatu saatnya dia sudah tiada, maka ada hasil karya/karsa nya yang terus berguna bagi orang lain.

Menurut agama Islam juga dipahami bahwa ketika kita telah tiada dan dipanggil menemui-Nya, maka akan putuslah hubungan kita dengan semua hal di Dunia kecuali 3 hal:
  1. Do'a Anak yang saleh,
  2. Sedekah Jariyah,
  3. Ilmu yang bermanfaat.
Kalau diklasifikasikan, sebenarnya ketiga-tiganya merupakan Peninggalan yang berharga. Anak yang saleh tentu juga akan berharga bagi alam disekitarnya, karena anak yang masuk kriteria saleh bukan hanya rajin berdo'a khan???, Sedekan Jariyah dan Ilmu yang bermanfaat??? Allahu Akbar...

Kita harus menetapkan niat dan semangat untuk berusaha meninggalkan peninggalan yang berharga bagi semua orang. Tak tersebut hal-hal yang dapat dilakukan untuk membuat peninggalaan yang bernilai. Hal ini kembali kepada visi kita dalam menjalani segala hal dalam kehidupan. Memberi hanya yang terbaik, dan terus berusaha dengan niat yang mulia. Insya Allah, kita pasti akan mampu meninggalkan suatu Peninggalan yang Berharga...