Friday, July 20, 2007

Melompat lebih tinggi


Songoku adalah keturunan bangsa Saiya dari planet Bejita yang diutus ke Bumi untuk memusnahkan kita semua (penduduk bumi). Tokoh fiksi karya Akira Toriyama pada kisah Dragon Ball ini kelihatannya diinspirasi dari gabungan antara tokoh legenda Raja Kera Sun Gokong dan superhero Clark Kent dari planet Krypton yang kemudian dikembangkan seperti layaknya manga khas Jepang yang bergaya Hiperbola.

Hal yang menarik dari bangsa Saiya adalah, karakteristik mereka yang akan menjadi jauh semakin kuat jika sembuh dari sekarat/sakit berat. Bahkan pada beberapa kali fase latihannya, Goku pernah beberapa kali dengan sengaja menembakkan pukulan Kamehame ke tubuhnya agar terluka parah dan selanjutnya memakan kacang ajaib untuk mempercepat proses penyembuhan dan menjadi semakin tangguh.

Setiap saat, kualitas musuh-musuhnya terus semakin berat, tapi jangan khawatir, walaupun biasanya pada pertarungan awal Goku sering kalah, namun setelah mengalami beberapa kali kekalahan dan luka parah dengan segera kemampuan Goku juga akan meningkat drastis dan dapat mengalahkan musuh bumi, hingga muncul makhluk lain yang lebih kuat lagi.

Kembali ke alam nyata. Manusia sebenarnya diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah. Kemampuan ini mungkin masih tersimpan atau tidak muncul karena belum ada pemicu yang cukup kuat untuk mendorongnya keluar.
Dalam suatu pelatihan motivasi tentang "Mengembangkan Energi Potensial", dijelaskan bahwa kondisi 'terdesak' ini bisa terjadi tanpa sengaja (kita inginkan) atau kita munculkan dengan sengaja dengan mengkondisikan pikiran, fisik maupun semangat ke titik maksimal yang diluar batas kemampuan kita.

Sekarang tinggal pilihan saja nich... Comfort zone memang kadang membuat malas dan menghilangkan jauh-jauh semangat untuk 'naik kelas'.

Wednesday, July 18, 2007

Menjadi Penonton atau Pemain?

Perkenalannya dimulai sekitar 6 bulan yang lalu...
Niat awalnya mau service motor rutin nich... Kebetulan waktu itu hari minggu, dan kalau hari minggu biasanya AHASS didekat rumah selalu penuh. Agak aneh juga, padahal sebenarnya hasil kerja di AHASS yang itu nggak bagus-bagus kali... malah bisa dibilang dibawah rata-rata. Tapi memang disitu kekuatan 'Brand Awarness'.

Dari pada nunggu lama, akhirnya cari alternatif bengkel lain disekitaran situ. Ech, ketemu bengkel kecil yang dinding dan lantainya berwarna hitam gara-gara terkena oli. Aneh juga bengkel ini, motor yang berbaris disitu kok rame kali. Padahal tempatnya nggak terlalu representatif. Karena penasaran, dan percaya iklan 'Rasa nggak pernah bohong'. Akhirnya diputuskan ikut masuk antrian dan duduk manis disitu sambil memperhatikan kegiatan di bengkel itu.

Nggak ada plang nama. Dari pembicaraan antara mereka (pelayan dan pelanggan) ketahuan, pemiliknya yang warna hitam (juga... :-))) dan ngobrol terus, semua orang disapanya. Saya kena giliran juga kena sapa... "seking solo tho mas???". Rupanya plat nomor 'AD' saya dibacanya sebagai identitas asal Solo... (Padahal tuch motor dari Boyolali).

Pas giliran motor saya, ngobrol sana-sini, ternyata beliau berasal dari Madiun. Dia dulunya karyawan juga (kaya daku sekarang :-(( ). Tapi sudah 2 bulan coba buka bengkel ini dengan dibantu 2 karyawannya (yang ternyata seking madiun juga). Semenjak itu, bengkel ini menjadi favorit kunjungan rutin motor saya. Selain pelayanannya ramah, biaya murah, hasilnya juga muanntaapppp.

Itu dulu, 6 bulan yang lalu. Sekarang, 2 minggu yang lalu.
Hari minggu juga, saya bersama keluarga jalan-jalan sambil nyari sarapan ke warung tegal beberapa km dari rumah. Disamping warung itu ada ruko yang kelihatan kosong tanpa kegiatan. Ech, mendadak bapak itu keluar dari sana.... Lho, ngapain dia disitu??? "Buka disini mas!, yang disana udah kepenuhan!".
Weleh..... Rupanya tuch bapak buka cabang lagi??? hebattt.... Ucapan dia memang apa adanya. Setiap lewat dibengkel dia yang lama, memang saya lihat antrian disitu nggak pernah sedikit, padahal dia udah nambah karyawan lagi buat melayani pelanggannya.

Saya jadi teringat kisah di buku Masbukhin Pradana (Karyawan beromzet Milyaran), dimana ada seseorang (nyata) yang menjadi penonton tetangganya yang memulai usaha kecil dan terus meningkat dan bercabang kemana-mana, sementara dia (sang penonton) hanya menyaksikan...
Ech, sekarang saya merasa kok berada di posisi itu ya???? :-D

Nilai lebih yang dapat saya pelajari dari bapak itu:

  • Kontrol Mutu. Saya lihat, walaupun dia sendiri turun tangan melayani pelanggan, tapi matanya terus awas memperhatikan kerja 'anak buah'nya bekerja.

  • Networking. Beliau itu hobby banget ngobrol ke setiap pelanggannya. Nanya sana-sini, sampai berusaha minta kita ngajak tetangga dan kenalan buat kesitu juga.

  • Customer Satisfaction. Bener-bener... Saya tidak tahu, beliau itu pendidikannya sejauh apa. Tapi dia kelihatan sekali sangat memperhatikan kepuasan semua customernya.... Semua... Hingga sang karyawan (internal customernya) juga terlihat puas,selalu tersenyum dan akhirnya dapat melayani eksternal customer dengan baik dan ramah juga

  • Personal Appeal Tactics. Beliau selalu menunjukkan kejowoannya pada para pelanggan dari wetan. Dan juga berbahasa sunda bagi pelanggan lokal. Terlihat juga dia suka mengobrol tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelanggannya


Cukup ulasannya....

Wednesday, July 11, 2007

Koleksi baru minggu ini

Pada hari minggu lalu, jalan-jalan bersama keluarga tercinta ke Gramedia yang didekat BEC Bandung itu, tanpa rencana dan disengaja, akhirnya jajan 3 buku, dan satu set pensil warna
Buku yang terbeli adalah:

  • "Menjadi Karyawan beromzet milyaran" dari Masbukhin Pradana

  • "Pembenihan Lobster Air Tawar: Meraup untung dari lahan sempit" punya Kusman Lim Cie Wie

  • "Petualangan Winnie The Pooh: Pesta Air"


Tentang buku pertama, memang buku ini sudah lama terbit di tahun 2006 lalu, (yang saya beli adalah cetakan kedua tahun 2007). Ulasan mengenai isinya sudah banyak terbaca di internet. Tapi yach beli aja dech... cuman Rp. 45.000,- ini.
Halaman Pengantar diisi oleh pak Safir Senduk sang perencana keuangan.
Sebagian isinya memang sudah pernah terinformasi kepada saya melalui komunitas-komunitas maupun blog-blog teman-teman. Semakin dibaca, semakin merasa bahwa buku ini memang layak masuk koleksi dan dibaca kembali pada setiap saat.
Dari pengalaman beliau (Masbukhin) di bisnis kelontong, sembako di malang, hingga akhirnya memilih bisnis voucher dan besar disini. Dari ulasan mengenai beberapa pengalaman beliau maupun tip, trik dan motivasi untuk berwirausaha sesegera mungkin.

Buku Kedua saya lihat resensinya sewaktu bersurfing dan terdampar di www.budidayalobsterairtawar.com . Dari bergabung dengan milis Crayfish_Indonesia@yahoogroups.com jadi malah tertarik untuk kenal lebih dalam mengenai hewan artistik bercapit ini. Pengarangnya??? Sarjana Komputer yang hingga sekarang masih bekerja sebagai tenaga IT di sebuah perusahaan (kalau nggak salah farmasi) di Jakarta sekaligus gembong lobster Indonesia yang cukup disegani

Buku Ketiga??? he he heeee... ini konsumsi anak-anak saya untuk dicoret, diwarnai, dibacakan menjelang tidur dan dirobek atau dilipat jika sudah tak menarik lagi... :-D

Wednesday, June 20, 2007

Mengumpulkan fakta dan menentukan kesimpulan

Seorang bekas perawat yang kemudian menjadi penulis fiksi non ilmiah terkenal Agatha Christie punya beberapa tokoh yang semuanya saya senangi.
  1. Hercule Poirot yang pendek kecil dengan bentuk kumisnya yang artistik, sedikit narsis dan membanggakan cara kerja sel-sel kecil kelabu miliknya
  2. Inspektur Battle dari Scotland yard berperawakan besar dan disegani, sangat teliti dan tegas
  3. Miss Marple, seorang ibu tua yang tidak punya kegiatan sehingga banyak mendengar dan berbicara dengan semua orang.

Saat ini saya terpikir akan tokoh Miss Marple. Dia memiliki sifat yang biasa dimiliki oleh orang-orang senasib (setua) dirinya.... Banyak mendengar dan bersosial dengan sebanyak orang pula. Mungkin kelebihan dia hanyalah bagaimana merangkai sedemikian banyak fakta menjadi beberapa konklusi untuk dibuktikan satu persatu hingga tersisa satu kesimpulan akhir yang benar.

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita memang dihadapkan untuk terus memilih, menentukan dan menjalankan berbagai keputusan dalam segala hal... Dari hal remeh temeh hingga hal-hal yang berkaitan dengan jalan hidup.

Mutu dari pengambilan keputusan itu sangat tergantung kepada berapa banyak dan nilai fakta-fakta yang dimiliki dan kemampuan menyortir, analisa dan menentukan kesimpulannya. Garbage in garbage out. Berhati-hati dalam mengumpulkan fakta dan cerdas dalam menentukan konklusi.

Perhatikan kasus ini:

  • Pada sebuah pulau terdapat 2 macam suku
  • Suku pertama bernama suku 'nano'
  • Suku berikutnya bernama suku 'tato'
  • Suku nano sangat jujur dan tidak pernah berbohong
  • Suku tato sangat gemar berbohong dan jarang berkata benar.

Alkisah, kita terdampar dipulau tersebut dan bertemu 1 orang penghuninya. Kemudian bertanya, kamu berasal dari suku apa??? "Saya suku nano"....

Silahkan diputuskan, sebenarnya dia suku apa??? :-D

(contoh disadur sembarangan dari buku 'Logika Dasar' semester 1-2 waktu kuliahan dulu)

Friday, June 8, 2007

Salah judul, salah warna hingga salah persepsi

Seperti busana, biasanya kita 'dipaksa' harus menyesuaikan 'wajah' kita di masyarakat atau komunitas disekitar kita.
Tidak... ini tidak dalam konteks negatif tentang manusia bermuka dua yang menunjukkan sifat/sikap yang berbeda demi kepentingan pribadinya. Ini lebih kepada bagaimana kita menyesuaikan perilaku, kata, sikap dan sejenisnya kepada lingkungan sekitar dengan maksud yang lebih positif.

Pada beberapa pengalaman pendakian gunung bersama. Ada seorang teman yang selalu bersemangat dan tersenyum disetiap pendakian, walaupun kadang dia sering kelebihan beban karena harus membantu mengangkat ransel atau barang bawaan teman tim yang lain.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, saya baru tahu ternyata beliau itu sebenarnya punya penyakit pernapasan dan tidak memiliki fisik sekuat yang dia tunjukkan selama ini.

Diwaktu berdua, pernah dia bercerita bahwa dia khawatir jika menunjukkan rasa kelelahan atau berceloteh tentang beratnya medan, akan menurunkan semangat teman-teman tim yang lain. Itu sebabnya dia terus menunjukkan semangat positif kepada tim lainnya, walaupun untuk itu dia harus menanggung beban lebih berat, karena anggota yang belum/tidak paham keadaannya malah menambah beban berat karena menganggap teman saya itu yang masih kuat dan sehat :-D

Atau seperti Peter Parker yang dituntut terlalu banyak (menurut porsi diposisinya), dengan alasan bahwa datang tepat waktu pada konser Mary Jane merupakan hal mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Jika kita kurang peka dan paham, mungkin ada perilaku/perbuatan kita yang sebenarnya tidak sesuai atau berlebihan terhadap rekan kita. Pada saat kita berbicara, menuduh atau menuntut dengan prasangka bahwa dia adalah yang paling enak, nyaman atau paling menikmati dan mampu diantara rekan-rekan lain.

Not all human like Spiderman... Tapi kadang wajah lelah, kata marah, argumen tidak bersalah ingin ditampilkan pada saat bagian dari lingkungan tidak menyadari terhadap apa yang mereka harapkan!
Beberapa tuntutan 'ringan' bisa jadi merupakan hal yang besar disaat nafas dan semangat yang semakin tersengal.

Memang sudah selayaknya untuk tetap bijak dan menunjukkan busana yang dapat diterima sebanyak mungkin pihak.
Ingat! Spiderman saja hingga saat ini bisa mencapai sekuel ketiga... :-D

Ayo... semangat!

Negosiasi produk-produk di AcehCraft.com

Sesuai dengan tujuan awal membuat AcehCraft.com adalah sebagai penghubung antara pengrajin di Aceh dengan calon pembeli yang berminat. Maka, saya bersama istri mulai menjajaki para pengrajin yang memiliki 'wawasan' dan pemahaman yang sejalan dengan rencana kami.

Ternyata, tidak mudah juga untuk meyakinkan pengrajin-pengrajin tersebut untuk bersedia bekerjasama dalam rencana ini di AcehCraft.com. Secara global perlu ada beberapa kesepahaman terhadap bentuk kerjasama ini.
  1. Kerjasama antara AcehCraft.com dan para pengrajin adalah simbiosis mutualisme. Tidak ada yang boleh dirugikan dari kerjasama ini.
  2. Tanggungjawab AcehCraft.com adalah memajang, memasarkan, mengirim dan segala hal yang berkaitan dengan proses penjualan produk yang ada semaksimal mungkin.
  3. Tanggungjawab pengrajin adalah menyediakan produk, informasi produk, jaminan mutu dan ketersediaan, konsistensi harga :-D dan segala hal yang berkaitan dengan proses produksi produk semaksimal mungkin.
Saya lebih fokus terhadap point pertama. Wew... Ternyata tidak semua pengrajin dapat memahami hal ini dengan mudah :-D

Beberapa pengalaman menarik terjadi pada saat hunting mencari pengrajin yang 'sesuai' dengan ide AcehCraft.com.
  • Ada yang menginterogasi dengan penuh curiga tentang maksud, tujuan dan jaminan dan sebagainya
  • Ada yang dari awal langsung minta data alamat dan telepon dan berjanji akan berkunjung ke AcehCraft.com... He he heeee... keliatannya beliau belum paham, bahwa www.acehcraft.com tidak ada secara fisik... Paling bisa ke rumah saya saja...
  • Ada juga yang tidak ngijinin dengan alasan takut ditiru... Hey... this is 21st century!!!. Kalau cuman niru ngapain repot harus pura-pura??? Tinggal beli atau foto pakai hidden camera.
  • Ada yang bersedia, tapi ngasih data catalognya lamaaaaaa banget. Sampai malu bolak-balik kaya debt collector aja.
Tapi dibalik itu semua, ternyata ini sangat menyenangkan. Pengalaman baru, kenalan baru, mengenal lebih dalam terhadap proses produksi, dan hal-hal lain yang memperkaya wawasan dan pengalaman saya. Apalagi jika membayangkan saya nantinya dapat membantu mereka meningkatkan pemasaran produk mereka hingga kemanca negara.

Semoga.... Insya Allah

Saturday, June 2, 2007

Peninggalan yang berharga

Beberapa hari yang lalu, saya melihat tayangan kesenian di tv lokal Banda Aceh. Dan, tanpa disangka ternyata mereka menampilkan 'Sanggar Nurul Alam', dan menyebutkan nama Ibu saya sebagai pembinanya. Sekedar informasi, ibu saya sudah meninggal dunia 2 tahun lalu. :-D Ternyata tuch televisi memutar rekaman lama yang dibuat sewaktu dulu ibu nasih ada.
Sanggar ini masih ada dan sekarang dikelola oleh anggotanya dan tetap eksis hingga ke beberapa negara tetangga.

Di Bandung ada sebuah Rumah Sakit yang didirikan oleh pendirinya dengan semangat sederhana yang sangat mulia, dia berharap jika suatu saatnya dia sudah tiada, maka ada hasil karya/karsa nya yang terus berguna bagi orang lain.

Menurut agama Islam juga dipahami bahwa ketika kita telah tiada dan dipanggil menemui-Nya, maka akan putuslah hubungan kita dengan semua hal di Dunia kecuali 3 hal:
  1. Do'a Anak yang saleh,
  2. Sedekah Jariyah,
  3. Ilmu yang bermanfaat.
Kalau diklasifikasikan, sebenarnya ketiga-tiganya merupakan Peninggalan yang berharga. Anak yang saleh tentu juga akan berharga bagi alam disekitarnya, karena anak yang masuk kriteria saleh bukan hanya rajin berdo'a khan???, Sedekan Jariyah dan Ilmu yang bermanfaat??? Allahu Akbar...

Kita harus menetapkan niat dan semangat untuk berusaha meninggalkan peninggalan yang berharga bagi semua orang. Tak tersebut hal-hal yang dapat dilakukan untuk membuat peninggalaan yang bernilai. Hal ini kembali kepada visi kita dalam menjalani segala hal dalam kehidupan. Memberi hanya yang terbaik, dan terus berusaha dengan niat yang mulia. Insya Allah, kita pasti akan mampu meninggalkan suatu Peninggalan yang Berharga...